BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan
merupakan tugas dan tanggung jawab bersama yang dilaksanakan secara sadar baik
dari pihak pendidik maupun pihak terdidik. Kesadaran dalam melaksanakan
pendidikan adalah dimaksudkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir
yang dapat diusahakan melalui beberapa proses pendidikan, yaitu proses
pendidikan formal, informal, dan nonformal.
Sejak
tahun 1980 –an pertumbuhan lembaga – lembaga pendidikan Islam Luar Sekolah
yaitu pendidikan yang dikelola oleh masyarakat di luar jalur pendidikan sekolah
– tampak cukup pesat, terutama di kota – kota besar. Fenomena ini ditandai
dengan munculnya Taman Pendidikan Al
Qur’an ( TPA ), Taman Kanak – Kanak Al Qur’an
( TKA ) , Madrasah Diniyah, Majlis Ta’lim, dan bentuk – bentuk pengajian
keagamaan lainnya. Bentuk – bentuk pendidikan demikian terlihat sepintas
menggantikan model pengajian Al Qur’an di masjid atau langgar yang pernah ada
sebelumnya , tapi mengalami perubahan baik bentuk maupun isinya.
Majlis
Ta’lim sebagai salah satu bentuk pendidikan Islam yang bersifat Nonformal ,
tampak memiliki kekhasan tersendiri. Dari segi nama jelas kurang lazim
dikalangan masyarakat Islam Indonesia bahkan sampai di negeri Arab nama itu
tidak dikenal, meskipun akhir – aklhir ini Majlis Ta’lim Sudah berkembang
pesat. Juga merupakan kekhasan dari Majlis Ta’lim adalah tidak terikat pada
faham dan organisasi keagamaan yang sudah tumbuh dan berkembang. Sehingga menyerupai kumpulan pengajian yang
diselenggarakan atas dasar kebutuhan untuk memahami Islam disela – sela
kesiobukan bekerja dan bentuk – bentuk aktivitas lainnya atau sebagai pengisi
waktu bagi Ibu – ibu rumah tangga.1)
Islam
sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia mencakup
___________________
1)Khozin,
Jejak-jejak Pendidikan Islam di
Indonesia, Bandung, 1996, hal 235 -
236
1
2
seluruh kehidupan
manusia. Di samping sebagai pedoman hidup, Islam menurut para pemeluknya juga
sebagai ajaran yang harus dida’wahkan dan memberika pemahaman berbagai ajaran
yang terkandung di
dalamnya. Sarana yang dapat dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai
agama tersebut antara lain melalui Majlis Ta’lim
yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran tersebut. Hal
ini dilakukan sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nahl ayat 125.2)

Artinya : “ Serulah (manusia) kepada
jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk “.
B.
Pokok Pembahasan
Berdasarkan latar
belakang di atas , maka pokok pembahasan yang perlu dibahas
pada makalah
ini adalah :
a.
Pengertian
Majlis Ta’lim
b.
Tujuan
Majlis Ta’lim
c.
Peranan
Majlis Ta’lim
d.
Materi
yang disampaikan dalam Majlis Ta’lim
e.
Pendekatan
yang dilakukan dalam Majlis Ta’lim
_______________________
2) Depag RI, Al
Qur’an dan Terjemahnya, Semarang,CV.Toha Putra Semarang,1989, hal. 421
BAB II
PEMBAHASAN
MAJLIS TA’LIM
A.
Pengertian
Majlis Ta’lim
Majelis
ta’lim berasal dari dua suku kata, yaitu kata majlis dan kata ta’lim.
Dalam bahasa Arab kata
majlis ( ) adalah bentuk
isim makan ( kata
tempat ) kata kerja dari yang artinya “ tempat
duduk, tempat sidang, dewan.3)
Kata ta’lim dalam bahasa Arab merupakan masdar dari
kata kerja ( )
yang mempunyai arti “ pengajaran”4)
Dalam
Kamus Bahasa Indonesia pengertian majlis adalah Lembaga ( Organisasi) sebagai wadah pengajian dan kata
Majlis dalam kalangan ulama’ adalah lembaga masyarakat nonpemerintah yang
terdiri atas para ulama’ Islam.5)
Adapun
arti Ta’lim adalah Pengajaran , jadi menurut arti dan pengertian
di atas maka secara istilah Majlis Ta’lim adalah Lembaga Pendidikan Non Formal Islam
yang memiliki kurikulum sendiri/aturan sendiri, yang diselenggarakan secara
berkala dan teratur, dan diikuti oleh jama’ah yang relatif banyak dan bertujuan
untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia
dan Allah, manusia dan sesamanya dan manusia dan lingkungannya, dalam rangka membina
masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.
Dari pengertian di atas tentunya Majlis Ta’lim
mempunyai perbedaan dengan lembaga
lembaga lainnya, tentunya sebagai lembaga nonformal memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Sebagai
lembaga non formal maka kegiatannya dilaksanakan dilembaga-lembaga khusus
masjid, mushola, atau rumah-rumah anggota bahkan sampai ke hotel-hotel
_______________
3
) Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir
Kamus Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1997), cet. Ke- 14,
h. 202
4) Ibid., h. 1038
5) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus
Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama, 2008), cet.
Ke-4, hal. 859
3
4
2. Tidak
ada aturan kelembagaan yang ketat sehingga sifatnya suka rela. Tidak ada
kurikulum, yang materinya adalah segala aspek ajaran agama.
3. Bertujuan
mengkaji , mendalami dan mengamalkan ajaran Islam disamping berusaha
menyebarluaskan.
4. Antara
ustadz pemberi materi dengan jamaah sebagai penerima materi berkomonikasi
secara langsung.6)
Berarti
Majlis Ta’lim adalah wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis yang
berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh gerak aktivitas kehidupan umat
Islam Indonesia, maka sudah selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami
mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat, sehingga tercipta insan-insan
yang memiliki keseimbangan antara potensi intelektual dan mental spiritual
dalam upaya menghadapi perubahan zaman yang semakin global dan maju.
B. Tujuan dan Fungsi Majlis Ta’lim
Setelah kita tahu tentang pengertian
Majlis Ta’lim sebagai lembaga non formal yang mempunyai kedudukan dan fungsi sebagai alat dan sekaligus sebagai media
pembinaan dalam beragama ( da’wah Islamiyah ), hal ini dapat dirumuskan fungsi
Majlis Ta’lim sebagai berikut :
1. Membina
dan mengembangkan ajaran Islam dalam rangka membentuk masyarakat yang bertaqwa
kepada Allah SWT.
2. Sebagai
taman rekreasi rohaniyah karena penyelenggaraanya bersifat santai
3. Sebagai
ajang berlangsungnya silaturrohnmi masa yang dapat menghidupsuburkan da’wah dan
ukhuwah Islamiyah
4. Sebagai
sarana dialog berkesinambungan antara ulama’ dan umara’ dengan umat
5. Sebagai
media penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat dan bangsa pada
umumnya.7)
Dilihat dari segi tujuan, majlis ta’lim termasuk
sarana dakwah Islamiyah yang secara self . standing dan self
disciplined mengatur dan melaksanakan berbaga ikegiatan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan
_______________________
6) Khozin, op.cit. , hal. 240
7) Dra.Hj.Enung K
Rukiati dan Dra.Fenti Hikmawati,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,(
Bandung :
Pustaka Setia , 2006 ), Cet. 1, hal. 134
5
ta’lim
Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya. Dilihat dari aspek sejarah sebelum kemerdekaan
Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam memegang
peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia. Disamping
peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotismedan
nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia, lembaga ini
ikutserta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dilihat dari bentuk
dan sifat pendidikannya, lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang
berbentuk langgar, surau, rangkang.8)
C. Peranan Majlis Ta’lim
Majlis
Ta’lim merupakan lembaga pendidikan masyarakat yang tumbuh dan berkembang dari
kalangan masyarakat Islam itu sendiri yang kepentingannya untuk kemaslahatan
umat manusia.
Pertumbuhan
Majlis Ta’lim dikalangan masyarakat menunjukkan kebutuhan dan hasrat anggota
masyarakat tersebut akan pendidikan agama. Pada kebutuhan dan hasra masyarakat
yang lebih luas yakni sebagai usaha memecahkan masalah – masalah menuju
kehidupan yang lebih bahagia. Meningkatkan tuntutan jamaah dan peranan
pendidikan yang bersifat nonformal, menimbulkan pula kesadarana dari dan
inisiatif dari para ulama beserta anggota masyarakat untuk memperbaiki ,
meningkatkan dan mengembangkan kwalitas
dan kemampuan , sehingga eksistensi dan peranan serta fungsi majlis ta’lim
benar benar berjalan dengan baik.9)
Disamping
peranan Majlis Ta’lim terdapat pada fungsi di atas , namun disini H.M. Arifin
mengatakan bahwa “ Peranan secara fungsional majelis taílim adalah mengokohkan
landasan hidup manusia muslim
Indonesia pada khususnya
di bidang
mental spiritual keagamaan Islam
dalam upaya meningkatkan
kualitas hidupnya secara
integral, lahiriah dan batiniahnya,
duniawi dan ukhrawiah
______________
8) Zuhairi, dkk., Sejarah
Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hal. 192
9)
Dra.Hj.Enung
K Rukiati dan Dra.Fenti Hikmawati,op.cit., hal. 132
6
persamaan (simultan),
sesuai tuntunan ajaran agama
Islam yaitu iman
dan taqwa yang
melandasi kehidupan duniawi dalam
segala bidang kegiatannya.
Fungsi demikian sejalan
dengan pembangunan nasional kita”.10)
D. Materi Yang Disampaikan Dalam Majlis Ta’lim
Menurut
pedoman Majlis Ta’lim
materi yang disampaikan
dalam majlis ta’lim adalah :
a. Kelompok Pengetahuan Agama
Bidang pengajaran kelompok ini meliputi
tauhid, tafsir, Fiqih, hadits,
akhlak,
tarikh, dan bahasa Arab.
b. Kelompok Pengetahuan Umum
Karena banyaknya
pengetahuan umum, maka tema-tema
atau maudlu’ yang disampaikan
adalah yang langsung
berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Kesemuanya itu
dikaitkan dengan agama,
artinya dalam menyampaikan uraian-uraian tersebut
berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits
atau contoh-contoh dari
kehidupan Rasulullah SAW.
Sebagaimana diungkapkan pada ciri-ciri
Majlis Ta’lim di atas , maka majlis ta’lim dengan perkembangannya tentunya juga
adanya perkembangan sesuai dengan
tuntutan
zaman saat ini. Misalnya di Jakarta Majlis Ta’lim sudah diorganisir secara
lebih baik, sehingga tujuan, arah kegiatan sampai pada model pendekatannya
dalam pengajarannya dan bahkan sampai pada rumusan materi pendidikannya sudah
dirumuskan.
Sejalan dengan perkembangan dan
tuntutan masyarakat maka pola pengembangan da’wah majelis ta’lim tidak cukup
hanya berorientasi kepada tema – tema da’wah yang sifatnya menghibur dan
menentramkan , tetapi juga bersifat memperluas dan meningkatkan yaitu
meningkatkan wawasan dan kwalitas keilmuan.11)
_______________
10)
H.
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), cet. Ke-3, hal 120
11) Khozin,
op.cit. , hal. 240
7
E. Pendekatan Yang Dilakukan Dalam Majlis Ta’lim
Dalam usaha pembinaan masyarakat
khususnya dalam bidang keagamaan, ada beberapa pendekatan yang dilakukan dalam
rangka mewujudkan tujuan dan fungsi majlis ta’lim, baik itu dalam menentramkan
rohaniahnya maupun memperluas dan meningkatkan wawasan dan pengetahuannya.
Adapun pendekatan – pendekatan yang dilakukan dalam majlis ta’lim diantaranya
adalah :
1. Permasyarakatan
doktrin ( ajaran ) Jihad
Yaitu
semangat untuk mencapai prestasi yang bersifat horisontal. Dalam hal ini majlis
ta’lim mengarahkan jama’ahnya untuk memahami tugas dan tanggung jawab sebagai
makhluk sosial.
2. Permasyarakatan
doktrin Ijtihad
Yaitu
menumbuhkan semangat perjuangan dalam tataran intelektual. Dalam hal ini da’wah
dalam majlis ta’lim mampu mempertajam intelektual jamaahnya melalui sikap
bersedia mendengarkan perkataan, pengumpulan informasi untuk memperoleh bukti
serta data yang akurat, selanjutnya memilih , memutuskan dan mengikuti yang
terbaik.
3. Permasyarakatan
doktrin Mujahadah
Yaitu
usaha terus menerus untuk mencapai kebenaran atau kedekatan diri kepada Tuhan (
Taqorrabanilallah ), melalui tindakan-tindakan atau perbaikan amaliyah ubudiyah.
Hal ini dilakukan spritual religius yang berorientasi untuk memperlembut hati
nurani dan memperluas kepekaan ruhaniah. Dalam majlis ta’lim memberikan
bimbingan – bimbingan praktis terhadap jamaahnya dalam bentuk peribadatan
vertikal ( hablum minaallah ) seperti sholat, dzikir , do’a - do’a, wirid dan
peribadatan lainnya yang mengarah pada kesadaran atau kehadirat Allah dalam
kehidupan.
Melihat bentuk – bentuk
pendekatan tersebut tentunya majlis ta’lim sangatlah perlu dan dibutuhkan masyarakatan. Dan tentunya dalam
hal ini bukan hanya tugas majelis ta’lim tapi juga tugas masyarakat.12)
________________
12) Ibid, hal. 241
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami sampikan
dalam pembahasan majlis ta’lim ini adalah :
1.
Majlis Ta’lim
adalah Lembaga pendidikan nonformal yang memberikan pendidikan dan pengajaran
terhadap masyarakat baik yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhan ( Kholiq
) maupun hubungan manusia dengan sesama makhluk yang dilakukan secara
terorganisir maupun belum terorganisir yang bersifat suka rela.
2.
Tujuan dan
fungsi Majlis ta’lim adalah :
a.
Membina dan
mengembangkan ajaran Islam
b.
Wadah ketenangan
rohaniah
c.
Forum
silaturrohmi dan dialog ulama’ , umara’
dengan umat
d.
Sebagai media
dan penyampaian gagasan yang bermanfaat pembangunan umat dan pembangunan bangsa .
3.
Peranan Majlis
Ta’lim mengokohkan landasan hidup
sebagai Muslim sejati secara rohaniah
maupun jasmaniyah
4.
Materi yang
disampaikan dalam majelis ta’lim meliputi :
a.
Materi yang
berkaitan dengan agama ( Al Qur’an, tafsir, hadits, tauhid, akhlaq, fiqih,
tarikh )
b.
Materi Umum yang
menyangkut dengan kehidupan beragama dan bernegara
5.
Pendekatan yang
dilakukan pada Majlis Ta’lim adalah :
a.
Secara ( ajaran
) Jihad pendektan yang dilakukan bahwa dengan jalan mengarahkan bahwa manusia
itu punya kewajiban dan tanggung jawab sebagai makhluk sosial ( hamblum
minannaas )
b.
Secara Ijtihad
yaitu menumbuh semangatkan rasa
intelektual yang dimilki
c.
Secara Mujahadah
yaitu Usaha yang dilakukan secara terus – menerus pendekatan diri kepada Kholiq
( hamblum minallah ).
8
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., H., Kapita Selekta
Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-3
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir
Kamus Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1997), cet. Ke 14
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama, 2008), cet. Ke-4
Depag RI, Al Qur’an dan
Terjemahnya, Semarang,CV.Toha Putra Semarang,1989,
hal. 421
Enung
K. Rukiati,Dra.,Hj. dan Dra.Fenti
Hikmawati,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,( Bandung : Pustaka
Setia , 2006 ), Cet. 1
Khozin, Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia, ( Bandung, 1996, )
Zuhairi,
dkk., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),
Tidak ada komentar:
Posting Komentar