Kamis, 29 Oktober 2015

PUISI LOMBA PORSADIN DINIYAH JAWA TIMUR 2015




DOA

Karya: Chamim Kohari

Ya  Allah
Sebagaimana para Nabi
Kami ingin mengembala
Kambing dalam jiwa kami
Membangun rumah Ibrahim
dalam diri kami
Menggenggam kesabaran Ayub
Menancapkan keyakinan Ya’qub
Hingga kami dapat menyongsong
dan membelai-belai takdirMu

Ya  Allah
Berilah kami daya
Untuk menakhlukkan
dan membanting keakuan kami
ke tingkat yang paling rendah
Sebagaimana Musa
Tersungkur di bukit Tursina

Ya  Allah
Fir’aun-fir’aun telah bergentayangan
Mengancam peradaban agung
Peninggalan para  Rasul
Berilah kami kekuatan cinta kasih Isa
dan keteladanan Muhammad
Untuk bekal menghadapi tipu dayanya
Mengimbangi gonjang-ganjing dunia

Bimbinglah kami
Menapaki jalan kebenaran
yang telah dirintis oleh kekasihMu
hingga ke Shidratul Muntaha
untuk antri menunggu panggilanMu

Ya  Allah
Sungguh
Tanpa rahmatMu
Kami tak pantas bersimpuh di istanaMu

Jerukmacan, 30 Maret 2003


IBU
Karya: Chamim Kohari

Sejuk pandangmu
Menyembunyikan air mata
Gemuruh di dadaku
Membahana
Meluluh lantakkan kalbuku
Izinkan aku memetik rembulan
Bersama lautan teduhmu

Kau ajari aku
Berlayar di ombak samudera
Mengeja cakrawala
Menghitung bintang

Kau adalah  Suraya
Lentera jagad di saat gelap
Penyejuk hati
di waktu sendiri

Kini kau telah tenggelam
Bersama cinta kasihmu

Sebagai tanda bhakti
Aku wujudkan
sorot mata hatimu
dengan langkahku
bersama tangis
dan doa  doa
untukmu selalu

Jerukmacan, 20 April 2003


DIPONEGORO
Oleh: Chairil Anwar

Dimasa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Didepan sekali tuan menanti
Tak gentar lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati

MAJU

Ini barisan tak bergenderang- berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu

Sekali berarti
Sudah itu mati

MAJU

Bagimu negeri
Menyediakan api

Punah diatas menghamba
Binasa diatas ditinda
Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang
Pebruari 1943








SEPERTI BIASA
Karya: Izzah Haizam Kholilah

Menjelang Ramadhan tiba
Seperti biasa
Aku diajak ayah-bunda
Berziarah ke makam keluarga
Untuk berdo’a
Dan mengingat bahwa hidup tak selamanya

Seperti biasa
Menjelang Ramadhan tiba
Aku diingatkan buya
Agar puasa sebulan sempurna

Menjaga hati
Menjaga mata
Menjaga mulut
Menjaga telinga
Menjaga tangan
Menjaga kaki
Semua harus dijaga
Agar puasa bisa diterima

Seperti biasa
disaat puasa
Tidak boleh mencuri sempat
Meminum air di kamar mandi
Makan roti di kamar sendiri
Makan nasi di saat rumah sepi
Jangan mencuri-mencuri
Pasti Allah melihat sendiri

Sedang di kanan-kiri
Rakib dan Atid
Siap menjadi saksi

Ayo puasa
sebelum kita mati
Sawo, 22 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar